Piter Tebai Tewas Diduga Diracun oleh OPM Usai Konsumsi Gula dan Kopi Pemberian Anggota OPM Dogiyai
Papeda.com- Peristiwa
tragis mengguncang warga Kabupaten Dogiyai setelah seorang pemuda bernama Piter
Tebai dilaporkan tewas akibat racun yang dicampurkan ke dalam makanan dan
minuman yang diberikan oleh anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kejadian
ini terjadi di salah satu kampung di wilayah Dogiyai pada Rabu (113/8/2025).
Menurut keterangan warga setempat, sebelum meninggal, Piter menerima gula dan
kopi dari oknum anggota OPM yang beroperasi di daerah tersebut. Beberapa saat
setelah mengkonsumsi minuman itu, korban mengalami gejala keracunan seperti
mual hebat, pusing, dan muntah, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Seorang
saksi mata, Markus Tebai, yang juga kerabat korban, menuturkan bahwa Piter
awalnya tidak menaruh curiga pada pemberian tersebut. “Dia pikir itu cuma kopi
biasa, apalagi yang memberi orang yang dia kenal. Tapi setelah diminum, dia
langsung merasa sakit. Kami sudah berusaha bawa ke puskesmas, tapi nyawanya
tidak tertolong,” ungkap Markus dengan nada sedih.
Tokoh
gereja setempat, Pendeta Yonas Tebay, mengutuk keras aksi tersebut. Menurutnya,
tindakan seperti ini tidak hanya kejam tetapi juga melanggar nilai kemanusiaan
dan adat Papua. “Perbedaan pandangan politik tidak boleh menjadi alasan untuk
menghilangkan nyawa orang. Apalagi dilakukan dengan cara licik seperti meracun.
Ini bukan budaya kita sebagai orang Papua,” tegasnya.
Kepala
Kampung setempat, Yafet Dogomo, menambahkan bahwa kejadian ini telah memicu
kekhawatiran luas di kalangan warga. “Setelah kejadian ini, kami meminta semua
warga untuk lebih berhati-hati dan tidak menerima makanan atau minuman dari
orang yang tidak dikenal, apalagi dari kelompok bersenjata,” kata Yafet.
Sejumlah
warga mengaku bahwa Piter dikenal sebagai sosok yang aktif di gereja dan sering
membantu kegiatan pemuda. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tidak hanya
bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh komunitas kampung.
Tragedi
ini menambah daftar panjang korban sipil akibat konflik bersenjata di Papua,
sekaligus menjadi pengingat bahwa kekerasan, dalam bentuk apapun, selalu
membawa penderitaan bagi masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam
pertikaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar