OPM
Kembali Rekrut Anak di Bawah Umur, Pemuda Papua: Ini Tindakan Tidak
Berperikemanusiaan
Papeda.com- Organisasi
Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan setelah terungkap bahwa kelompok
bersenjata tersebut merekrut anak di bawah umur untuk dijadikan bagian dari
anggotanya. Praktik ini dinilai sebagai pelanggaran berat terhadap hak anak dan
menjadi cerminan bahwa OPM telah kehilangan nilai-nilai perjuangan yang
beradab.
Menurut
Karis Kalakmabin, proses perekrutan tersebut dilakukan secara sistematis dengan
pendekatan manipulatif, menjanjikan kebebasan dan status pejuang bagi anak-anak
yang tak mengerti bahaya dari konflik bersenjata. “Saya diajak ke hutan,
katanya mau jadi ‘pejuang’, padahal nyatanya mereka dijadikan tameng dan kurir
oleh kelompok OPM,” ungkap Karis, Rabu (5/6/2025).
Rekrutmen
anak di bawah umur sebagai kombatan telah lama dikecam oleh dunia internasional
dan bertentangan dengan Konvensi Hak Anak yang diratifikasi Indonesia. Meski
begitu, praktik ini terus berlangsung secara diam-diam di beberapa wilayah
rawan konflik di Papua.
Tokoh
masyarakat dari Yahukimo, Apolos Wanimbo, mengecam keras tindakan ini. Ia
menyebut bahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan. “Anak-anak adalah harapan
bangsa, bukan alat untuk perang. Tidak ada perjuangan yang benar jika
mengorbankan anak-anak,” tegas Apolos.
Pendapat
serupa disampaikan oleh tokoh perempuan Papua, Mama Yohana Gombo, yang menyebut
bahwa para ibu di pedalaman kini hidup dalam kekhawatiran karena takut anak
mereka direkrut secara paksa. “Kami menjaga anak-anak seperti menjaga nyawa.
Tapi mereka (OPM) datang dan membawa lari anak-anak kami. Kami tidak punya
kuasa menolak karena mereka bersenjata,” ujarnya pilu.
Hingga
kini, masyarakat di sejumlah distrik terpencil terus dihantui rasa takut terhadap
ancaman perekrutan paksa anak-anak oleh kelompok OPM. Kejadian ini menjadi
pengingat keras bahwa yang menjadi korban utama dari konflik bukanlah elite
politik, melainkan rakyat kecil yang kehilangan anak-anaknya karena dijadikan
alat perjuangan semu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar