TPNPB Kodap XVIII Desak Pemerintah Daerah untuk Memberikan Logistik, Tokoh Masyarakat Soroti Tindakan Ilegal
Paeda.com- Kelompok
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XVIII kembali menjadi
sorotan setelah pernyataan mereka yang mendesak pemerintah daerah agar
memberikan bantuan logistik. Desakan tersebut dianggap sebagai bentuk tekanan
dan ancaman terhadap otoritas sipil, sekaligus memperlihatkan ketergantungan
kelompok separatis ini terhadap pasokan dari luar untuk mempertahankan eksistensinya.
Dalam
pernyataan yang beredar melalui kanal komunikasi simpatisan mereka pada Rabu (23/7/2025),
TPNPB Kodap XVIII mengklaim bahwa kondisi logistik mereka semakin menipis dan
menuduh pemerintah daerah mengabaikan "kewajiban moral" terhadap
masyarakat Papua, yang dalam narasi mereka, termasuk kelompok separatis
bersenjata.
Ketua
Dewan Adat Intan Jaya, Petrus Yatipai, menolak tegas permintaan tersebut dan
menyatakan bahwa pemerintah tidak memiliki kewajiban untuk mendukung kelompok
yang secara nyata menentang kedaulatan negara dan menebar teror terhadap
masyarakat.
“Itu
bukan hak, melainkan bentuk pemaksaan yang bertentangan dengan hukum.
Pemerintah seharusnya memberi bantuan kepada rakyat yang benar-benar
membutuhkan, bukan kepada kelompok bersenjata yang menyusahkan warga,” tegas
Petrus.
Senada
dengan itu, Tokoh Pemuda Papua Tengah, Markus Gombo, menilai permintaan
logistik oleh OPM sebagai indikasi lemahnya basis dukungan terhadap gerakan
tersebut. Ia mengatakan bahwa kelompok separatis tidak dapat terus menerus
menuntut bantuan, sementara mereka sendiri kerap membakar fasilitas umum,
mengintimidasi guru, dan menodong warga demi uang dan makanan.
“Mereka
bilang memperjuangkan kemerdekaan, tapi yang terjadi justru rakyat yang jadi
korban. Kalau mereka benar-benar mandiri, kenapa harus minta logistik ke
pemerintah yang mereka sebut sebagai musuh?” ucap Markus dengan nada heran.
Masyarakat
Papua kini semakin kritis dan menyadari bahwa kelompok bersenjata seperti TPNPB
justru memperburuk kondisi sosial ekonomi di daerah pedalaman. Dengan menolak
intimidasi dan propaganda, masyarakat berharap agar pemerintah terus
meningkatkan keamanan serta mempercepat pembangunan di daerah-daerah rawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar