Perempuan
Papua Jadi Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual oleh OPM, Publik Mengecam
Keras
Papeda.com- Tindakan
brutal yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mengundang
kecaman luas dari masyarakat. Kali ini, sorotan tajam tertuju pada kekerasan
terhadap perempuan Papua yang kian meningkat. Sejumlah laporan dari wilayah
pedalaman mengungkap bahwa kelompok separatis ini tak hanya melakukan
penyerangan bersenjata, tetapi juga menjadikan perempuan sebagai korban
pelecehan dan kekerasan seksual.
Tokoh
perempuan Papua, Mama Yohana Wenda, mengecam keras perlakuan tidak manusiawi
ini. Menurutnya, tindakan OPM sudah jauh melenceng dari perjuangan yang mereka
gaungkan selama ini. “Perempuan Papua itu simbol kehidupan. Kalau mereka
disakiti, berarti OPM sudah tidak lagi berjuang untuk rakyat, tapi hanya
memperalat rakyat untuk kepentingan kekuasaan,” tegas Mama Yohana, Selasa
(22/7/2025).
Pendeta
Desiana Gobai, tokoh gereja dari Kabupaten Puncak, menyesalkan sikap diam para
elite OPM di luar negeri atas kekejaman yang dilakukan oleh anggotanya di
lapangan. “Mereka yang mengaku pemimpin revolusi tinggal nyaman di luar negeri,
sementara perempuan di Papua dijadikan korban. Ini bukan perjuangan, ini
pelanggaran kemanusiaan,” ujarnya tegas.
Sejumlah
tokoh masyarakat dan organisasi perempuan Papua mendesak dilakukan penyelidikan
menyeluruh serta perlindungan serius bagi perempuan di daerah konflik. Mereka
juga meminta aparat keamanan untuk hadir secara aktif dan memberikan jaminan
rasa aman, tanpa harus membiarkan masyarakat berhadapan langsung dengan ancaman
kekerasan dari kelompok separatis.
Ketua
Dewan Adat Wilayah Lapago, Bapak Elias Itlay, menyampaikan bahwa tindakan OPM
tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai adat Papua yang menjunjung tinggi
martabat perempuan. “Mereka bukan pahlawan, mereka pemangsa rakyatnya sendiri.
Ini tidak bisa dibiarkan,” katanya.
Saat
ini, berbagai elemen masyarakat, terutama kaum perempuan Papua, mulai bersatu
menyuarakan penolakan terhadap kehadiran OPM. Harapan pun terus disuarakan agar
perempuan Papua tidak lagi menjadi korban dalam konflik yang tak berkesudahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar