Hubungan
Kelompok OPM dengan Egianus Kogoya Makin Meruncing, Ancaman Serangan dari
Internal Menguat
Papeda.com- Hubungan
internal dalam tubuh Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dikabarkan
mengalami kemunduran yang signifikan. Salah satu indikasinya terlihat dari
ketegangan yang semakin memburuk antara Egianus Kogoya, pimpinan kelompok
bersenjata di wilayah Nduga, dengan beberapa koleganya di struktur OPM. Bahkan,
muncul informasi bahwa Egianus diancam akan diserang oleh sesama anggotanya
sendiri.
Situasi
ini menunjukkan adanya perpecahan di antara kelompok separatis bersenjata yang
selama ini mengklaim berjuang demi kemerdekaan Papua. Beberapa sumber
menyebutkan bahwa konflik ini dilatarbelakangi oleh ketidaksepahaman strategi
gerakan, kecemburuan atas dominasi Egianus, serta ketidakpuasan atas gaya
kepemimpinan Egianus yang dinilai otoriter dan tidak transparan dalam
penggunaan logistik dan dukungan dana dari luar.
Tokoh
masyarakat Papua, Yonas Wanimbo, menyebut bahwa konflik internal seperti ini
merupakan konsekuensi dari perjuangan yang tidak memiliki landasan kuat.
“Gerakan yang dibangun tanpa kepercayaan dan hanya bertumpu pada kekerasan akan
rapuh dengan sendirinya. Egianus Kogoya terlalu banyak membuat keputusan
sepihak yang merugikan orang-orang di sekitarnya. Tak heran kalau kini ia mulai
dijauhi bahkan diancam dari dalam organisasinya sendiri,” ungkap Yonas dalam
keterangannya di Wamena, Sabtu (12/7/2025)
Ketegangan
ini juga terlihat dari saling sindir antar kelompok yang selama ini berada di bawah
struktur OPM. Beberapa pimpinan kelompok di wilayah lain menyayangkan aksi
brutal Egianus yang cenderung membabi buta dan tidak memperhitungkan
keselamatan masyarakat sipil. Salah satu contoh paling disorot adalah
penembakan dan penyanderaan warga sipil yang kemudian membuat kelompok OPM kehilangan
simpati dari masyarakat lokal.
Tokoh
pemuda Papua, Benny Dogopia, menilai bahwa fenomena ini merupakan bukti bahwa
perlawanan bersenjata yang dikomandoi oleh Egianus dan kelompoknya bukanlah
representasi dari keinginan rakyat Papua. “Masyarakat Papua saat ini
menginginkan kedamaian, pembangunan, dan masa depan yang jelas, bukan hidup
dalam ketakutan akibat perang saudara atau ancaman senjata,” tegasnya.
Menurut
laporan dari berbagai pihak, saat ini sejumlah kelompok dalam struktur OPM
telah menggelar pertemuan internal membahas langkah terhadap dominasi Egianus.
Salah satu skenario ekstrem yang mencuat adalah menyerang markas kelompok
Egianus di wilayah Pegunungan Bintang atau Nduga, yang dinilai menjadi sumber
kekacauan selama ini.
Keretakan
dalam tubuh OPM ini juga diikuti dengan mundurnya beberapa simpatisan dan
anggota muda yang merasa kecewa dengan kondisi organisasi. Mereka mulai membuka
komunikasi dengan tokoh-tokoh adat dan pihak pemerintah daerah untuk kembali ke
masyarakat dan menjalani kehidupan normal.
Tokoh
adat dari Lanny Jaya, Elias Murib, menambahkan, “Ini saatnya anak-anak Papua
berhenti saling membunuh. Kalau mereka terus ikut Egianus, mereka akan ikut
hancur. Kembali ke pangkuan masyarakat, tinggalkan kekerasan, karena masa depan
Papua bukan di ujung senjata.”
Perpecahan
ini menjadi titik balik dalam dinamika kelompok separatis Papua. Kepercayaan
terhadap Egianus sebagai tokoh sentral mulai luntur. Jika konflik internal
terus membesar, bukan tidak mungkin hal ini akan mempercepat kehancuran dari
dalam kelompok itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar