Dikecam
Banyak Pihak, Keberadaan OPM Tidak Diinginkan oleh Masyarakat Papua
Papeda.com- Gelombang
penolakan terhadap keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus meningkat.
Dari berbagai wilayah di Papua, suara masyarakat semakin nyaring menyuarakan penolakan
terhadap aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis tersebut.
Masyarakat Papua yang mendambakan kedamaian dan pembangunan kini mulai angkat
bicara secara terbuka, mengecam tindakan brutal dan provokatif yang selama ini
dilakukan OPM.
“OPM
bukan lagi simbol perjuangan, mereka sekarang berubah menjadi kelompok
penindas. Mereka membunuh rakyat sendiri, menghancurkan sekolah, puskesmas, dan
menyebarkan ketakutan,” ujar Markus Yikwa, tokoh pemuda dari Kabupaten Puncak.
Ia menegaskan bahwa masyarakat Papua ingin hidup dalam suasana damai dan
membangun masa depan, bukan hidup dalam ancaman dan ketidakpastian, Senin
(21/7/2025).
Senada
dengan itu, Kepala Suku Besar wilayah Pegunungan Tengah, Mama Yulce Wenda, juga
menyampaikan kekecewaannya terhadap aksi OPM. “Kalau OPM bilang mereka berjuang
untuk rakyat Papua, kenapa rakyat terus jadi korban? Anak-anak tidak bisa
sekolah, ibu-ibu takut ke kebun, semua ini karena ulah mereka. Kami tidak mau
OPM di tanah ini,” tegasnya dalam sebuah pernyataan di Wamena.
Tidak
hanya tokoh adat dan pemuda, kalangan agama pun turut menyampaikan kritik
tajam. Pendeta Samuel Degei dari Kabupaten Nabire mengatakan bahwa kekerasan
bukanlah jalan keluar. “Tuhan tidak pernah mengajarkan pembunuhan dan teror.
Kalau mereka mengklaim memperjuangkan hak, maka lakukanlah dengan damai, bukan
dengan menumpahkan darah,” ujarnya dalam sebuah khotbah beberapa waktu lalu.
Kekecewaan
masyarakat semakin memuncak karena OPM sering kali menjadikan kampung-kampung
warga sebagai tempat persembunyian, yang berujung pada konfrontasi bersenjata
dengan aparat keamanan. Hal ini membuat masyarakat merasa terjepit dan
kehilangan rasa aman.
Masyarakat
Papua kini semakin berani menyuarakan bahwa mereka tidak lagi menginginkan
keberadaan OPM di tengah-tengah kehidupan mereka. Mereka berharap agar kelompok
tersebut segera menghentikan segala bentuk kekerasan dan memberi kesempatan
kepada masyarakat untuk hidup dalam kedamaian, membangun wilayah, dan menatap
masa depan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar