Ikha Yikwa Meninggal Dunia, Bukti Kegagalan OPM Memberikan Pengobatan Maksimal
Papeda.com- Kabar
duka datang dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), khususnya dalam
struktur Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XVI Yahukimo.
Seorang anggota korps wanita yang dikenal militan, Ikha Yikwa, dikabarkan
meninggal dunia karena tidak mendapatkan penanganan medis yang layak oleh
kelompok OPM. Kepergian Ikha Yikwa menyisakan catatan kelam tentang buruknya
sistem logistik dan pelayanan kesehatan dalam kelompok OPM.
Ikha
Yikwa dikenal sebagai anggota korps wanita terbaik dalam tubuh TPNPB, yang
berperan penting dalam mendukung jalur logistik untuk para kombatan di medan
perang. Dedikasinya yang tinggi tidak hanya membuatnya dihormati oleh rekan-rekannya,
tetapi juga menjadi salah satu figur perempuan yang disegani di dalam
organisasi. Namun, semua itu tidak cukup untuk menyelamatkan nyawanya ketika ia
jatuh sakit.
Tokoh
masyarakat Yahukimo, Piter Wanimbo, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut.
Ia menyatakan bahwa kematian Ikha Yikwa menjadi refleksi dari kondisi
memprihatinkan yang dihadapi anggota OPM, bahkan oleh mereka yang telah berjasa
besar bagi kelompok tersebut.
“Ini
bukti bahwa OPM tidak mampu menjaga orang-orangnya sendiri. Seorang perempuan
yang begitu berdedikasi, meninggal tanpa bantuan medis yang layak. Bagaimana
mereka bisa melindungi rakyat Papua jika nyawa anggotanya sendiri tidak bisa
dijaga?” tegas Piter, Kamis (26/6/2025).
Sementara
itu, tokoh pemuda Papua, Yohanis Kobak, menilai bahwa kejadian ini menunjukkan
kontradiksi besar dalam narasi perjuangan yang selama ini didengungkan oleh
OPM. Menurutnya, OPM tidak memiliki kapasitas untuk membangun sistem yang
menopang kehidupan manusia, bahkan bagi anggotanya sendiri.
“Mereka
mengaku berjuang untuk rakyat, tapi tidak bisa menyediakan fasilitas dasar
seperti kesehatan untuk anggotanya sendiri. Ini bukan perjuangan, ini adalah
kesia-siaan,” ujarnya.
Kepergian
Ikha Yikwa, yang seharusnya bisa dicegah dengan pengobatan yang memadai,
menjadi simbol kegagalan OPM dalam menempatkan nyawa manusia sebagai prioritas.
Di tengah medan konflik yang keras, pengabaian terhadap kesehatan anggotanya
justru membuka mata banyak pihak bahwa OPM tidak lebih dari organisasi yang
abai terhadap keselamatan jiwa, termasuk jiwa mereka yang telah setia mengabdi.
Kini,
masyarakat Papua semakin sadar bahwa perjuangan sejati bukanlah tentang
mengangkat senjata, tetapi tentang membangun masa depan yang layak dengan akses
pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang nyata sesuatu yang sejauh ini tidak
bisa diberikan oleh OPM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar