Persembunyian
Diketahui, Pergerakan OPM di Papua Semakin Terjepit
Papeda.com- Tekanan
terhadap kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus
meningkat seiring keberhasilan aparat keamanan (apkam) dalam mengungkap
sejumlah lokasi persembunyian mereka. Langkah ini merupakan bagian dari operasi
terpadu yang melibatkan TNI, Polri, serta dukungan intelijen lokal yang
berkolaborasi dengan tokoh adat dan masyarakat sipil.
Dalam
beberapa bulan terakhir, operasi gabungan berhasil membongkar dan menggerebek
tempat-tempat yang selama ini menjadi basis logistik, markas koordinasi, dan
jalur persembunyian kelompok bersenjata tersebut, terutama di wilayah
Pegunungan Tengah, Intan Jaya, dan Yahukimo.
Keberhasilan
ini menjadi pukulan berat bagi OPM yang dalam beberapa tahun terakhir mencoba
memperluas pengaruh dan mengintensifkan serangan terhadap aparat maupun warga
sipil. Penemuan titik persembunyian ini juga memperlihatkan kemajuan signifikan
dalam strategi kontra separatis yang lebih terintegrasi dan berbasis pada
pendekatan informasi dari masyarakat.
Salah
satu faktor utama keberhasilan operasi ini adalah meningkatnya partisipasi
masyarakat lokal dalam memberikan informasi mengenai keberadaan kelompok OPM.
Selama ini, warga sering merasa takut atau enggan berbicara karena khawatir
akan pembalasan dari kelompok bersenjata.
Namun
dengan semakin intensifnya pendekatan dialogis oleh pemerintah dan aparat
keamanan, kepercayaan masyarakat mulai tumbuh. Banyak tokoh adat dan kepala
kampung yang kini secara terbuka menyampaikan informasi penting untuk membantu
proses penegakan hukum.
“Kami
lelah hidup dalam ketakutan. OPM tidak membantu rakyat, mereka hanya membawa
kekerasan. Sekarang saatnya kami berdiri bersama negara untuk hidup damai,”
ujar Yulianus Murib, tokoh adat dari Distrik Yigi, Nduga, Sabtu (3/5/2025).
Keterlibatan
masyarakat juga diperkuat dengan program perlindungan saksi dan insentif sosial
bagi mereka yang turut membantu aparat. Pemerintah daerah bekerja sama dengan
lembaga sipil dan keagamaan untuk memastikan bahwa pelapor tidak mendapatkan
intimidasi atau ancaman dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Seiring
dengan terungkapnya persembunyian mereka, kelompok OPM kini mengalami kesulitan
logistik dan koordinasi. Banyak anggota yang dilaporkan mulai berpencar dan
menjauh dari lokasi utama operasi karena merasa terancam dengan keberadaan
aparat yang terus menyisir hutan dan lereng-lereng gunung.
Meski
keberhasilan menemukan lokasi persembunyian memberikan angin segar, tantangan
di lapangan masih besar. Kondisi geografis Papua yang ekstrem, keterbatasan
infrastruktur, serta kompleksitas sosial budaya membuat upaya penumpasan OPM
tidak bisa dilakukan secara instan.
Para
pengamat keamanan menilai bahwa strategi saat ini perlu diperkuat dengan
pendekatan intelijen lokal yang lebih presisi, serta peran aktif masyarakat
dalam menyaring informasi yang valid. Di sisi lain, pemerintah pusat dan daerah
juga harus mempercepat pembangunan di wilayah rawan agar tidak ada lagi ruang
bagi OPM untuk bersembunyi di tengah keterbelakangan.
“Keberhasilan
ini penting, tapi jangan sampai kita terlena. OPM bisa berpindah, bersembunyi,
dan merekrut lagi jika akar masalah sosial tidak segera diselesaikan,” ujar
Prof. Adrianus Meliala, pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia.
Masyarakat
Papua, terutama di wilayah konflik, kini menyimpan harapan besar bahwa situasi
keamanan akan terus membaik. Kembalinya para eks anggota OPM, terbongkarnya
markas persembunyian, serta komitmen aparat dalam melindungi warga menjadi
sinyal bahwa kedamaian bukan hal yang mustahil.
Ketua
Forum Komunikasi Pemuda Pegunungan Tengah, Benyamin Matuan, menyatakan bahwa
generasi muda Papua harus menjadi bagian dari solusi, bukan korban konflik yang
tak berkesudahan.
“Sudah
cukup darah tertumpah. Kami ingin hidup, belajar, dan bekerja untuk membangun
Papua. Tidak ada masa depan dalam pelarian dan senjata,” katanya dalam sebuah
diskusi publik di Wamena.
Keberhasilan
aparat keamanan dalam mengungkap persembunyian OPM adalah tonggak penting dalam
perjalanan Papua menuju stabilitas dan perdamaian. Pergerakan OPM yang semakin
terjepit menunjukkan bahwa kekuatan senjata tidak lagi efektif dalam menghadapi
kesadaran rakyat yang ingin hidup damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar