Tokoh Masyarakat Papua Siap Bantu Pemerintah Bujuk Kelompok OPM Kembali ke Pangkuan NKRI
Papeda.com- Dalam
upaya membangun Papua yang damai dan sejahtera, peran tokoh masyarakat menjadi
semakin strategis, terutama dalam merangkul kelompok separatis bersenjata yang
masih berada di hutan dan wilayah konflik. Sejumlah tokoh adat, tokoh agama,
dan tokoh pemuda di Papua menyatakan kesiapan mereka untuk membantu pemerintah
dalam membujuk anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) agar menghentikan aksi
kekerasan dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pernyataan
tersebut disampaikan dalam berbagai forum dialog yang digelar bersama aparat
keamanan, pemerintah daerah, serta lembaga-lembaga kemasyarakatan. Para tokoh
menilai bahwa pendekatan kekeluargaan, budaya, dan agama bisa menjadi jembatan
untuk membuka ruang dialog dengan anggota OPM yang selama ini menjauhi
pemerintah karena luka sejarah dan persoalan sosial yang belum selesai.
Salah
satu tokoh adat dari wilayah Lapago, Yulianus Wenda, menyampaikan bahwa
pendekatan kekerasan bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik
berkepanjangan di Papua. Ia mengajak seluruh elemen untuk mengedepankan
cara-cara damai dan persuasif yang berbasis pada kearifan lokal dan nilai-nilai
kemanusiaan.
"Kami
ini saudara. Tidak ada anak Papua yang ingin terus hidup dalam penderitaan dan
ketakutan. Kalau ada jalan pulang bagi mereka yang masih berada di gunung atau
hutan, maka kami sebagai tokoh masyarakat bersedia membuka komunikasi dan
menjadi jembatan antara mereka dan pemerintah," ujarnya dalam sebuah
pertemuan adat di Kabupaten Puncak, Sabtu (26/42025).
Yulianus
menambahkan bahwa beberapa mantan anggota OPM sebelumnya berhasil diyakinkan
untuk kembali ke NKRI bukan karena tekanan, tetapi karena pendekatan yang penuh
rasa hormat, pengakuan terhadap hak-hak mereka sebagai manusia, dan jaminan
keselamatan dari aparat keamanan.
Tokoh
agama juga tidak tinggal diam. Pendeta Simon Mote, perwakilan gereja di wilayah
Pegunungan Tengah, menegaskan bahwa peran gereja adalah menjadi penyejuk dan
pembawa damai. Ia menyatakan siap menjadi perantara untuk membuka pintu hati
para anggota OPM agar kembali kepada jalan damai.
"Kekerasan
tidak akan membawa kemerdekaan batin. Kami dari lembaga keagamaan berkomitmen
untuk mengajak semua umat kembali pada kehidupan damai dan saling mengasihi.
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan kalau hati kita terbuka,"
ujar Pendeta Simon.
Sementara
itu, organisasi pemuda seperti KNPI Papua juga menyatakan dukungan terhadap langkah-langkah
persuasif yang dilakukan oleh para tokoh masyarakat. Ketua KNPI Kabupaten Intan
Jaya, Frengky Murib, menilai bahwa generasi muda Papua memiliki tanggung jawab
moral untuk menjaga kedamaian di tanah kelahiran mereka.
"Papua
bukan milik kekerasan. Papua milik kita semua yang ingin membangun masa depan
yang lebih baik. Kalau masih ada saudara kita di OPM, mari kita ajak dengan
hati. Jangan kita tinggalkan mereka dalam kebencian dan dendam," katanya.
Salah
satu mantan anggota OPM yang telah kembali ke NKRI, menceritakan pengalamannya
saat masih berada di kelompok bersenjata. Ia mengakui bahwa semangat perjuangan
yang dulu dipegangnya perlahan memudar ketika melihat penderitaan rakyat Papua
yang terus berlanjut.
"Di
sana saya melihat tidak ada masa depan. Hanya pelarian, ketakutan, dan rasa
kehilangan. Saya akhirnya menyerahkan diri karena sadar bahwa yang saya
perjuangkan tidak sebanding dengan penderitaan yang saya sebabkan untuk orang
lain," tuturnya.
Dengan
semakin banyaknya tokoh masyarakat yang mengambil peran aktif dalam upaya
perdamaian, harapan untuk Papua yang damai dan maju semakin terbuka. Pendekatan
yang inklusif, berbasis budaya, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan
diyakini mampu menjadi jalan keluar dari konflik yang telah lama menyelimuti
tanag Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar