Akademisi
Uncen Marinus Mesak Yaung “Jangan Gunakan Pelajar untuk Agenda Kelompok OPM di Papua”
Papeda.com-
Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen), Marinus Mesak Yaung, mengingatkan
agar pelajar dan mahasiswa Papua tidak dijadikan alat dalam agenda separatisme.
Dalam sebuah diskusi akademik yang berlangsung di Jayapura pada Rabu
(26/02/2025), ia menegaskan bahwa dunia pendidikan harus tetap netral dan
menjadi wadah untuk membangun masa depan generasi muda Papua, bukan sebagai
ajang mobilisasi kepentingan kelompok OPM.
Menurut
Marinus, keterlibatan pelajar dan mahasiswa dalam aktivitas yang mengarah pada
separatisme akan merusak masa depan mereka sendiri. “Pendidikan adalah
investasi jangka panjang untuk Papua yang lebih maju dan sejahtera. Jangan ada pihak
yang menjadikan pelajar sebagai alat politik, apalagi dalam agenda separatis
yang justru menghambat pembangunan dan kesejahteraan rakyat Papua,” ujar
Marinus.
Ia
menyoroti bahwa banyak mahasiswa dan pelajar yang terjebak dalam propaganda
kelompok OPM yang menjanjikan perubahan dengan cara yang tidak konstitusional.
“Mahasiswa harus kritis dan cerdas dalam menyikapi isu-isu yang berkembang.
Jangan sampai mereka menjadi korban kepentingan politik yang hanya merugikan
mereka sendiri,” lanjutnya.
Pemerintah,
menurut Marinus, sudah berupaya maksimal dalam membangun Papua, baik melalui
program beasiswa afirmasi, pembangunan infrastruktur pendidikan, maupun
peningkatan akses kesehatan dan ekonomi. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat,
termasuk akademisi, guru, dan orang tua, untuk berperan aktif dalam menjaga
generasi muda dari pengaruh yang dapat merugikan mereka di masa depan.
Selain
itu, ia juga meminta aparat keamanan untuk lebih aktif dalam memberikan
perlindungan kepada pelajar dan mahasiswa dari segala bentuk doktrinasi yang
mengarah pada tindakan melawan hukum. “Pemerintah dan masyarakat harus
bersinergi dalam memastikan bahwa dunia pendidikan tetap steril dari upaya
politisasi dan propaganda yang bertentangan dengan kepentingan bangsa dan
negara,” tegasnya.
Pernyataan
Marinus ini mendapat respons positif dari berbagai kalangan akademisi,
mahasiswa, serta tokoh masyarakat yang hadir dalam diskusi tersebut. Mereka
sepakat bahwa pendidikan harus menjadi jalan utama dalam membangun Papua yang
lebih maju dan sejahtera.
Lebih
lanjut, Marinus menekankan pentingnya penguatan kurikulum pendidikan yang
menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme kepada para pelajar. Ia
mencontohkan bagaimana negara-negara lain berhasil menanamkan rasa cinta tanah
air kepada generasi mudanya melalui pendidikan yang inklusif dan berbasis
nilai-nilai kebangsaan. “Generasi muda Papua harus memiliki rasa kebanggaan
terhadap identitas nasionalnya dan berkontribusi dalam pembangunan, bukan malah
terpecah oleh propaganda yang merugikan diri mereka sendiri,” jelasnya.
Sementara
itu, pemerintah terus memperkuat kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan
dan komunitas lokal dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Papua. Program
pelatihan guru, pembangunan sekolah-sekolah baru, serta peningkatan fasilitas
pendidikan menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam
membangun Papua yang lebih maju.
Di
sisi lain, peran orang tua juga sangat krusial dalam menjaga anak-anak mereka
dari pengaruh propaganda separatisme. Marinus mengingatkan bahwa keluarga
adalah benteng utama dalam membentuk karakter anak. “Orang tua harus lebih
aktif dalam mendampingi pendidikan anak-anak mereka, memberikan pemahaman yang
benar mengenai peran mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia, serta menjauhkan
mereka dari ideologi yang dapat membahayakan masa depan mereka sendiri,”
tambahnya.
Dengan
berbagai upaya pembangunan yang terus dilakukan oleh pemerintah, ia berharap
generasi muda Papua dapat lebih fokus pada pengembangan diri dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia. “Masa depan Papua ada di tangan generasi muda. Oleh karena
itu, kita semua harus memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang baik dan
menjauhi segala bentuk agenda yang hanya akan merugikan mereka di masa depan,”
pungkasnya.
Sebagai
langkah konkret, akademisi Uncen juga mendorong adanya forum diskusi rutin
antara mahasiswa, akademisi, dan pemerintah daerah untuk membahas berbagai
tantangan yang dihadapi generasi muda Papua. Forum ini diharapkan dapat menjadi
wadah bagi mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas mengenai
pembangunan Papua serta cara mereka dapat berkontribusi dalam kemajuan
daerahnya secara positif dan konstruktif.
Dengan
demikian, pendidikan dapat terus menjadi alat utama dalam membangun Papua yang
lebih baik dan mencegah penyalahgunaan generasi muda dalam agenda-agenda yang
tidak menguntungkan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar