Serangan OPM di Yalimo Tewaskan Satu Personel Brimob

Papeda.com–Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Aske Mabel kembali melancarkan aksi brutal di wilayah Papua. Dalam serangan yang terjadi di Kabupaten Yalimo, seorang personel Brigade Mobil (Brimob) gugur akibat luka tembak serius. Kejadian ini menjadi salah satu dari serangkaian serangan yang dilakukan kelompok separatis, menambah kekhawatiran atas kondisi keamanan di Papua.

Menurut keterangan awal dari pihak kepolisian, insiden tersebut terjadi pada Jumat (17/01/2025), ketika satuan Brimob tengah melakukan patroli rutin di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo. Patroli tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan di daerah yang belakangan menjadi zona rawan konflik.

Tanpa peringatan, kelompok bersenjata OPM pimpinan Aske Mabel menyerang dari arah perbukitan menggunakan senjata api dengan cara memalang akses jalan. Serangan mendadak itu menyebabkan seorang personel Brimob terkena tembakan di bagian vital tubuhnya. Meski telah mendapatkan upaya penyelamatan medis, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Identitas korban atas nama Briptu Iqbal Anwar Arif sudah diumumkan secara resmi oleh pihak berwenang.

Pasca penyerangan, aparat keamanan langsung melakukan pengejaran terhadap kelompok yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. "Kami tidak akan membiarkan aksi seperti ini berlalu begitu saja. Aparat gabungan akan terus memburu pelaku hingga mereka ditangkap dan diproses sesuai hukum," tegas Kapolda Papua dalam konferensi persnya.

Peristiwa ini menambah kekhawatiran di kalangan masyarakat Yalimo. Banyak warga yang merasa ketakutan atas kemungkinan eskalasi konflik antara kelompok bersenjata dan aparat keamanan. Seorang tokoh masyarakat Yalimo, Bapak Amos Yikwa, mengungkapkan harapannya agar situasi segera kondusif.

“Kami hanya ingin hidup damai. Konflik seperti ini selalu membawa penderitaan bagi masyarakat biasa. Anak-anak kami tidak bisa sekolah, dan aktivitas ekonomi terganggu,” ujar Amos.

Warga di sekitar lokasi kejadian dilaporkan memilih untuk mengungsi sementara ke daerah yang dianggap lebih aman. Pihak kepolisian dan TNI telah menambah jumlah personel untuk memastikan keamanan masyarakat dan mencegah serangan lanjutan.

Kabupaten Yalimo merupakan salah satu daerah strategis di Papua karena lokasinya yang berada di jalur penghubung antara beberapa kabupaten. Namun, daerah ini kerap menjadi zona konflik akibat aktivitas kelompok bersenjata yang memanfaatkan medan pegunungan untuk bersembunyi dan menyerang secara mendadak.

Kelompok OPM pimpinan Aske Mabel dikenal sebagai salah satu faksi separatis yang aktif melancarkan serangan terhadap aparat keamanan. Dengan taktik gerilya dan dukungan dari simpatisan tertentu, kelompok ini telah menjadi ancaman signifikan bagi stabilitas keamanan di Papua.

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah untuk menangani konflik di Papua, baik melalui pendekatan keamanan maupun pembangunan. Pendekatan keamanan dilakukan dengan meningkatkan patroli dan operasi gabungan antara TNI dan Polri di wilayah-wilayah rawan konflik. Selain itu, pemerintah juga memperkuat pos-pos keamanan di daerah terpencil.

Di sisi lain, pendekatan pembangunan dilakukan dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan di Papua. Program seperti otonomi khusus (Otsus) juga dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Namun, pelaksanaan program ini masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk kurangnya kepercayaan masyarakat lokal terhadap pemerintah pusat.

Berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan aktivis kemanusiaan, menyerukan penghentian kekerasan di Papua. Mereka mendorong dialog damai antara pemerintah dan kelompok-kelompok yang memiliki aspirasi berbeda untuk menyelesaikan konflik secara beradab.

“Konflik bersenjata hanya akan memakan korban dari kedua belah pihak dan merugikan masyarakat. Dialog adalah jalan terbaik untuk mencari solusi yang adil bagi semua,” ungkap Pendeta Yance Tabuni, salah satu pemimpin agama di Papua.

Serangan di Yalimo yang menewaskan seorang personel Brimob adalah pengingat akan kompleksitas konflik di Papua. Penyelesaian konflik ini membutuhkan komitmen dari semua pihak untuk mengutamakan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah diharapkan terus mengutamakan pendekatan yang menyeluruh, sementara masyarakat Papua membutuhkan keamanan yang nyata untuk menjalani kehidupan sehari-hari tanpa ancaman kekerasan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Intimidasi OPM kepada masyarakat di Kp. Eknemba, masyarakat berbondong-bondong meminta perlindungan kepada Apkam Papeda.com- Selama ini, mas...