Tokoh Papua Menolak HUT OPM (Organisasi Papua Merdeka)
Tidak Ada Hari Kemerdekaan Yang Kedua
Tidak Ada Hari Kemerdekaan Yang Kedua
Papeda.com-Para tokoh Papua menolak peringatan hari ulang tahun OPM (Organisasi Papua Merdeka) tanggal 1 Desember 2024. Mereka tidak mau merayakannya karena organisasi ini jelas memberontak dan terlarang. Mereka juga mengimbau warga Papua, terutama mahasiswa, untuk tidak memperingati ulang tahun OPM, karena hal tersebut sama saja menjadi penghianat bangsa.
OPM adalah organisasi pemberontak, yang tidak setuju akan hasil Pepera (penentuan pendapat rakyat) yang menyatakan bahwa rakyat Papua ikut Indonesia. Padahal Pepera sudah terjadi lebih dari 30 tahun lalu dan hasilnya juga dianggap sah oleh pengadilan internasional. OPM tidak terima dan ingin memerdekakan diri, walaupun Papua adalah bekas jajahan Belanda dan otomatis masuk wilayah Indonesia.
Selama ini OPM dan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) memberontak secara gerilya dan baru akan gunung Ketika peringatan hari ulang tahun OPM tanggal 1 Desember. Pasukan OPM turun gunung untuk merayakannya, sambil memamerkan eksistensinya di tengah masyarakat. Jelang tanggal ini pengamanan di seluruh wilayah Papua makin diperketat agar tidak ada penyerangan oleh OPM, terutama di wilayah rawan seperti Jayapura dan Manokwari.
Pendukung OPM didominasi oleh kelompok-kelompok yang belum puas. Merdeka yang mereka inginkan adalah merdeka yang mungkin hanya angan-angan saja. Mereka begitu gencar menyuarakan HUT OPM.
Oleh karena itu para pemuda jangan mudah terprovokasi hoaks dan propaganda dari OPM. Jangan lupakan sejarah bahwa OPM telah membunuh banyak orang asli Papua selama puluhan tahun. Bagaimana bisa mereka mengajak untuk merdeka, sementara orang Papua malah dihilangkan nyawanya dengan kejam.
Sementara itu, Tokoh Agama Papua Pendeta Alberth Yoku, menyatakan bahwa para mahasiswa Papua yang sedang menjalani studi, jangan terlibat unjuk rasa, saat 1 Desember. Mahasiswa sedang menempuh pendidikan dan membangun masa depan. Dengan bekal ilmu maka bisa bekerja atau meniti karir politik.
Pendeta Alberth melanjutkan, para mahasiswa seharusnya belajar dengan rajin, karena kampung menunggunya. Raihlah ilmu dengan baik dan jadikan hal ini sebagai motivasi positif. Jangan malah terlibat aksi-aksi (seperti demo pro OPM).
Sementara itu, Tokoh Agama Papua Pendeta Alberth Yoku, menyatakan bahwa para mahasiswa Papua yang sedang menjalani studi, jangan terlibat unjuk rasa, saat 1 Desember. Mahasiswa sedang menempuh pendidikan dan membangun masa depan. Dengan bekal ilmu maka bisa bekerja atau meniti karir politik.
Pendeta Alberth melanjutkan, para mahasiswa seharusnya belajar dengan rajin, karena kampung menunggunya. Raihlah ilmu dengan baik dan jadikan hal ini sebagai motivasi positif. Jangan malah terlibat aksi-aksi (seperti demo pro OPM).
Para tokoh Papua menentang keras peringatan ulang tahun OPM tanggal 1 Desember. Mereka anti OPM karena paham bahwa ia adalah kelompok pemberontak dan terlarang. Para tokoh juga mengimbau agar masyarakat dan mahasiswa asal Papua untuk tidak ikut aksi mendukung OPM, karena sama saja menjadi pengkhianat negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar