Food Estate Membawa Kemakmuran di Tanah Papua

Papeda.com - Proyek Food Estate di Papua telah menjadi perdebatan yang intensif terkait dengan isu lingkungan, hak-hak masyarakat adat, dan efektivitasnya dalam meningkatkan ketahanan pangan. Proyek Food Estate di Papua direncanakan untuk melibatkan lahan seluas 2,684.680 hektar, dengan sebagian besar berada di kawasan hutan. Tahap awal proyek ini akan melibatkan lahan seluas 60 ribu hektar yang akan ditanami tebu.

Proyek Food Estate dipilih oleh Pemerintah karena beberapa alasan yang terkait dengan ketahanan pangan dan strategi pengembangan ekonomi, meskipun kritik dan perlawanan dari berbagai pihak telah menghadapi proyek ini.  Pemerintah berencana untuk meningkatkan produksi pangan di Papua untuk mengatasi krisis pangan dan kelangkaan pangan di masa depan. Mereka berharap dengan menanam tebu dan tanaman lainnya, Papua dapat menjadi sumber pangan yang lebih stabil.

Proyek food estate di Papua diusulkan juga untuk meningkatkan produksi pangan domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor komoditas pangan. Hal ini dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan nasional dan lahan pangan di Indonesia, terutama di Papua, sangat terbatas. Food estate dapat menjadi solusi untuk menambah lahan pangan, terutama dengan menanam padi, jagung, dan sawit, dimana Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.24/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2020 tentang Penyediaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Food Estate. Peraturan ini memungkinkan deforestasi dan pembukaan lahan hutan untuk proyek Food Estate.

Dengan demikian dengan adanya program Food Estate dari Pemerintah dapat Meningkatkan produksi pangan nasional, mengurangi impor komoditas pangan, sebagai bagian untuk menambah lahan pangan dan secara gradual mengalihkan basis produksi pangan dari Jawa keluar Pulau Jawa. Program Food Estate di Papua membawa dampak yang sangat positif untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Papua pada khususnya  dan masyakat Indonesia pada umumnya.