Kembali
Memanas, Egianus Kogoya Ajak Sebby Sambom Turun Langsung ke Daerah Perang Papua
Papeda.com- Ketegangan
di internal kelompok bersenjata di Papua kembali mencuat setelah Egianus
Kogoya, pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua
Merdeka (TPNPB-OPM) wilayah Nduga, secara terbuka mengajak juru bicara Sebby
Sambom untuk turun langsung ke medan pertempuran, dan jangan berdiam diri saja
di balik layer.
Seruan
ini disampaikan melalui rekaman suara yang beredar di media sosial, yang dengan
cepat menyebar di kalangan simpatisan. Dalam rekaman tersebut, Egianus
mempertanyakan komitmen Sebby Sambom dalam perjuangan bersenjata, sekaligus
menantangnya untuk membuktikan pernyataan-pernyataan yang selama ini
dilontarkan.
Menurut
informasi yang beredar, ajakan ini dipicu oleh ketidakpuasan Egianus terhadap
sejumlah pernyataan Sebby Sambom yang dinilai memojokkan pimpinan lapangan.
Egianus menilai bahwa perbedaan pendapat di tubuh OPM sebaiknya diselesaikan
langsung di wilayah operasi, bukan hanya melalui media atau pernyataan jarak
jauh.
“Sebby
Sambom hanya bisa mengadu domba saja pimpinan OPM di balik mejanya, tanpa
melihat kebenaran yang terjadi sebenarnya di lapangan, Sebby saya tunggu di
medan tempur, angkat senjata, jangan hanya bicara omong kosong saja, ujar
Egianus dengan nada geram, Selasa (12/8/2025).
Sejarah
mencatat bahwa Egianus Kogoya memimpin kelompoknya di wilayah Nduga sejak
beberapa tahun terakhir, dikenal aktif melakukan serangan di daerah pegunungan
dan memiliki basis pasukan di sejumlah kamp terpencil. Sebby Sambom, di sisi
lain, dikenal luas sebagai juru bicara internasional yang kerap memberikan
keterangan kepada media dan lembaga luar negeri terkait isu Papua.
Ajakan
Egianus ini mendapat beragam respons di kalangan pendukung mereka. Sebagian
menilai tantangan tersebut sebagai cara untuk menguji keberanian dan
konsistensi Sebby, sementara sebagian lainnya menganggap hal itu hanya
memperlebar jurang perbedaan antara sayap diplomasi dan sayap militer.
Tokoh
pemuda asal Wamena, Elias Itlay, mengingatkan bahwa konflik internal seperti
ini berpotensi merugikan masyarakat di lapangan. “Kalau mereka sibuk
berkonflik, yang kena dampaknya tetap masyarakat sipil. Harusnya kalau mau
berjuang, fokus, jangan saling serang lewat kata-kata,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar